Kamis, 26 Juni 2014

Resensi novel : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

         Di waktu habis ujian kenaikan kelas waktu itu, Aku bersama teman-temanku pergi ke Gramedia untuk membeli buku (yaiyalah masa' beli sayur), ternyata di Gramedia sedang ada diskon besar-besaran, akhirnya akupun membeli satu buku Agatha Christie yang berjudul "The Misterious Affair In Styles" alias Misteri di Styles. 
         Eits, kali ini aku bukannya mau bahas buku itu, setelah membeli buku itu di bawah alias tempat parkir Gramedia, akupun ke lantai 3 alias tempat buku novel, komik, buku pelajaran.,dsb.
         Disana terdapat banyak buku Tere Liye. Informasi aja, aku menjadi fansnya dia semenjak aku baca buku "Ayahku (bukan) Pembohong" dan "Rembulan Tenggelam Di Wajahmu" (untuk sinopsis RTDW bisa dilihat di post sebelumnya) Akupun bingung, Ingin rasanya aku membeli semua novel itu tapi apalah daya uangku tak cukup... *elah.
         Setelah 30 menit mikir-mikir (lama banget yah) akhirnya akupun membeli satu buku (lama-lama mikir cuman satu yang dibeli) akhirnya akupun membeli buku "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" ini

           
             Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
            Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
             Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
             Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
         Yeah, itulah sedikit cuplikan buku ini yang berada di cover belakangnya. Buku ini bercerita mengenai Tania, yang menceritakan kehidupannya dari awal bersama Danar, seseorang yang telah membantu banyak terhadap kehidupannya. Danar telah membantu banyak sekali di dalam kehidupannya bersama Dede, Adiknya, Ibunya. Danar ialah seorang pria yang sangat baik, tidak pernah marah ataupun membentak Tania bersama adiknya. Tania dan adiknya yang awalnya pengamen jalanan, Tinggal di rumah kardus, Sekolah pun tidak, Tania akhirnya bisa sekolah diluar negeri, mendapat tempat tinggal yang jauh lebih baik. Perlu diketahui, Danar ini umurnya berbeda jauh dengan Tania.
          Namun dibalik semua itu, perasaan cinta Tania muncul kepada Danar sejak ia masih berkepang dua. Tania terus membiarkan perasaan itu tumbuh, Ia terus mengejar impiannya agar ia bisa menjadi sesosok wanita dewasa yang diidamkan Danar,Ia terus membiarkan perasaan itu hingga ibunya meninggal di waktu ia kecil.
           Sampai akhirnya ia berulang tahun ke 17, ia pun diberikan liontin, pesta kejutan, dan begitu banyak hal-hal menyenangkan lainnya oleh Danar. Ia merasa liontin itu spesial, namun akhirnya ia merasa liontin itu biasa saja karena adiknya dan ibunya juga dapat liontin itu.
          Disaat Tania sedang senang sekali, Danar pun memutuskan untuk menikah bersama Kak Ratna. Sebenarnya, Kak Ratna telah ada di waktu Tania masih kecil. Namun, Kak Ratna sempat menghilang. Ia pun membunuh cintanya kepada Danar, dan tidak pergi ke pernikahan mereka. Namun, setelah beberapa bulan mereka menikah, Kak Ratna pun mengirimkan email berdarah yang menjelaskan bahwa Danar telah mendiamkannya, pulang selalu malam serta jarang pulang pula, bahwa Kak Ratna merasakan bahwa ia telah bersaing dengan bayangan yang berada didekatnya yang selama ini ia tidak pernah tau siapa bayangan itu.
             Karena geram, Tania pun datang ke Indonesia (ia sekolah di Singapura), ia telah meminta sebelumnya kepada adiknya untuk memata-matai pasangan itu. Ternyata, adiknya tahu banyak hal yang tidak ia ketahui, serta akhirnya ia pun tahu dimana Danar sekarang dan ia menemuinya.
             Hehe,saya tidak menceritakan semuanya lah disini, gak seru jadinya kalau semuanya diceritakan disini.
             Kelebihan buku menurut saya, Ceritanya sangat bagus dengan cerita cinta yang berbeda seperti cerita cinta biasanya. Buku ini ceritanya beralur maju-mundur membuat saya tidak bisa berhenti untuk membacanya sampai habis (eleh).
           Kekurangan buku menurut saya, ada sedikit hal-hal yang di dalam buku ini rada ambigu seperti disaat akhir-akhir, Tania meminta jawaban Danar apakah ia mencintainya, Namun jawaban Danar didalam buku ini hanyalah tergambar dalam ia membisikkan sesuatu ke telinga Tania, Entah itu apa, Mungkin sang penulis mau kita berpikir serta menebak apa yang dikatakan Danar. Dan juga ending nya bahwa Tania memutuskan untuk tidak ke Indonesia lagi. Tapi menurut saya, ini tidak menutupi kelebihan buku ini.

- Rizki Amaliah
14:48 PM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar