Senin, 21 April 2014

Belajar dari seekor Kepiting kecil

     Sebenarnya ini pengalaman aku hari ini, Mungkin menurut kita ini hanyalah suatu hal kecil namun bisa kita maknai dengan kehidupan kita sehari-hari 
      Kisah ini diawali ketika aku pulang dari sekolah. Seusai liqo' di sekolah akupun berjalan kedepan bersama Inggit dan Sheila teman sekelasku karena sekolahku tidak dekat dengan jalan raya. Seusai berjalan kedepan, kami pun naik angkot, Sesudah naik angkot barulah aku stop dan masuk ke lorong terdekat dengan rumahku (orang-orang menyebutnya dengan sebutan "Yuka" karena lorong itu berada di daerah komplek Yuka) aku pun menelpon (lebih tepatnya me-misscall) Ayahku untuk minta jemput di lorong.
       Karena Ayahku tak kunjung datang, Akhirnya aku duduk di bangku yang terbuat dari kayu yang sepertinya biasanya digunakan oleh para tukang ojek untuk duduk, Dibawah bangku tersebut terdapat parit, di parit itu ternyata ada seekor kepiting kecil, Sepertinya kepiting itu ingin masuk ke saluran air yang berada pada dinding rumah orang yang berada tepat di samping got tersebut.
        Kepiting itu sepertinya sangat kesusahan, ia ingin masuk ke saluran air tapi ia jatuh, Akhirnya ia pun terus berusaha meskipun ada rintangan (yaitu ada air yang keluar dari saluran air tersebut). Dan apa yang terjadi? Akhirnya dia bisa memasuki saluran air tersebut.
         Anggap saja kepiting itu kita serta saluran air itu adalah tujuan kita. Terkadang kita sebagai manusia, Khususnya saya, Terkadang suka menyerah untuk mencapai hal yang kita tuju dalam hidup kita. Entah itu nilai di mata pelajaran, Prestasi non akademik, dan sebagainya
         Dari seekor kepiting itu kita bisa mengambil hikmah bahwa Jangan menyerah dalam mencapai tujuan hidup yang kita inginkan serta selalu berusaha untuk mencapai tujuan kita tersebut...


      -Rizki Amaliah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar